Minggu, 19 Maret 2017

JASTIN BIBER CARD

“Jastin Biber Card” Media Alternatif dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa SD tentang Keberagaman Budaya Indonesia"
 Oleh
Aan Minan Nur Rohman, M.Pd.I



Abstrak :
Kata kunci : Media, Belajar, dan Budaya Indonesia

Media pembelajaran Jastin Biber Card ini dibuat dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam menyampaikan pesan pembelajaran tentang keberagaman budaya Indonesia kepada peserta didik melalui desain pembelajaran bermain sambil belajar yang selama ini materi tersebut dianggap membosankan bagi sebagian besar siswa. Untuk membuktikan bahwa media ini efektif dalam menumbuhkan gairah belajar siswa dan meningkatkan pemahaman siswa tentang keberagaman budaya Indonesia, penulis melakukan penelitian tindakan kelas terhadap 32 siswa kelas 4 SD Kyai Ibrahim yang beralamatkan di Jl. Siwalankerto Surabaya. Penelitian tersebut dilakukan dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan dan pengematan serta evaluasi melalui dua siklus. Dari hasil evaluasi masing-masing siklus diperloeh simpulan akhir bahwa media Jastin Biber Card terbukti efektif dalam menumbuhkan gairah belajar siswa dan mampu meningkatkan pemahaman siswa tentang kebudayaan Indonesia sehingga penulis merekomendasikan penggunaan media ini untuk siswa dengan karakteristik yang bermacam-macam sebagai bahan perbaikan terhadap media ini.

A.    Latar Belakang
Hal fundamental yang menentukan berhasil dan tidaknya pendidikan adalah proses pembelajaran yang baik. Proses pembelajaran bukan hanya sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan dan membina keterampilan saja, akan tetapi meliputi pengembangan pengetahuan dan keterampilan siswa yang menjadi subjek dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru menjadi faktor penting dalam memberikan keberhasilan siswanya. Seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk mengelola proses pembelajaran agar lebih menarik, menyenangkan, dan bermanfaat bagi siswanya. Agar proses pembelajaran dapat berhasil, seorang guru harus mampu menentukan metode, strategi, dan media yang tepat dan sesuai untuk mencapai hasil belajar mengajar yang maksimal.
Hasil belajar dapat dicapai dengan maksimal jika gairah siswa dalam belajar tumbuh dan materinya tidak membosankan. Salah satu materi yang masih diangga membbosankan adalah pengenalan berbagai budaya Indonesia yang meliputi macam-macam jenis tari, jenis rumah adat dan senjata tradisional yang tersebar mulai dari Aceh hingga papua. Sayangnya terkadang guru kurang dapat memberikan pengalaman belajar yang membuat anak-anak memahami dan hafal berbagai jenis budaya tersebut dengan mudah dan tidak membebani siswa (bosan), akibatnya sebagian besar siswa tidak tahu bahkan ogah-ogahan dalam mempelajari materi tersebut.
Berdasarkan fenomena tersebut kiranya sangat diperlukan media alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada meteri keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Maka Jastin Biber Card sebagai salah satu solusinya.
B.     Apa itu Media “Jastin Biber Card “ dan  pemahaman tentang keberagaman budaya Indonesia ?
Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, terlebih dahulu mari kita telaah terlebih dahulu apa yang disebut dengan media dan apa itu pemahaman tentang keberagaman budaya Indonesia?
1. Media Pembelajaran
 Tidak dapat dipungkiri bahwa media pembelajaran mempunyai peranan yang penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan semakin dirasakan jika menggunakan media pembelajaran yang tepat. Penggunaan media diharapkan akan menimbulkan dampak positif, seperti timbulnya motivasi siswa, proses pembelajaran yang menyenangkan, terjadi umpan balik dalam proses belajar mengajar, dan mencapai hasil yang optimal.
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar. Sehingga dapat didevinisikan bahwa Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber kepada penerima (Hairudin, 2008: 7). Sedangkan Gagne berpendapat media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar (Cece Wijaya,dkk. 1991: 137). Sedangkan pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 17).
Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Begitu pula dinyatakan “Dalam depdiknas (2003) bahwa media pembelajaran adalah media pendidikan yang secara khusus digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang sudah dirumuskan (Hairudin, 2008: 7).”
2. Pemahaman Keberagaman Budaya Indonesia
Pemahaman yang dimaksud di sini lebih dekat dengan hasil belajar siswa yang didevinisikan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima proses pembelajaran yang mencakup tiga ranah, yaitu: ranah kognitif, ranah afektif, dan  ranah  psikomotor.
Sedangkan keberagaman atau keanekaragaman Budaya Indonesia adalah bahwa kebudayaan tersebut bermacam macam, bisa ditinjau dari berabgai aspek, misalnya dari aspek peralatan dan perlengkapan hidup manusia, mata pencaharian hidup, sistem ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan dan religi/kepercayaan yang ada di Indonesia.
Atau lebih ringkasnya bahwa keberagaman budaya yang dimaksud di sini adalah rumah adat, pakaian adat, jenis tari daerah, senjata tradisional, bahasa, suku, lagu daerah, alat musik yang ada di Indonesia.
3. Jastin Biber Card
Salah satu media pembelajaran alternatif yang penulis temukan ini bernama Jastin Biber Card. Ia merupakan akronim dari menJAdi cerdaS, TerpINtar dan terBIasa BERbudaya. Sedangkan kata Card menunjukkan bahwa media ini berbentuk kartu permainan. Media ini berbentuk kartu yang didalamnya berisi pengetahuan tentang budaya, dimainkan dengan cara yang disukai anak-anak yaitu lewat battle game.
Media ini didesain untuk memudahkan guru dalam menyampaikan pesan keragamaan budaya Indonesia meliputi jenis rumah adat, pakaian adat, jenis tari daerah, dan senjata tradisional dari 34 propinsi yang ada di Indonesia.
Dengan kemajuan zaman yang serba elektronik , media ini kemudian sedang dikembangkan menjadi media digital. Digitalisasi ini diperlukan agar proses pembelajaran dengan memanfaatkan media ini tidak terbatas di kelas saja tetapi juga dapat dilakukan di rumah dengan mengunduh aplikasi Jastin Biber Card versi digital melalui Playstore kemudian dimainkan di android masing-masing anak.
C.    Apakah Media “Jastin Biber Card “ dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang keberagaman Budaya Indonesia?
Penulis melakukan penelitian tindakan kelas terhadap 32 siswa kelas IV SD Kyai Ibrahim di Jl. Siwalankerto III/15 Surabaya dengan desain penelitian  mengikuti dasar tindakan kelas yang mengacu pada pandangan Kemmis dan Mc Taggrat (dalam Arikunto, 2011:16) bahwa penelitian tindakan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: perencanaan; pelaksanaan dan pengamatan serta  refleksi.
Pada siklus pertama, penulis melakukan perencanaan dengan menelaah kurikulum, mengidentifikasi standart kompetensi, kompetensi dasar yang berkaitan dengan keberagaman budaya Indonesia, dan diteruskan dengan membuat Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Setelah selesai melakukan perencanaan, kemudian penulis melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan perencanaan awal yang dijabarkan melalui kegiatan awal berisi pengkondisian peserta didik dan appersepsi. Selanjutnya pada kegiatan inti penulis menyampaikan materi yang berkaitan dengan keberagaman budaya dengan menggunakan media Jastin Biber Card dengan mengelompokkan siswa menjadi 5-6 beberapa kelompok, guru membagikan kartu kepada masing-masing kelompok, masing-masing siswa dibagikan 5-6 kartu oleh ketua kelompok, setiap anak diberi kesempatan 1 menit untuk membuka satu kartu yang paling disukai dan menghafalkannya meliputi rumah adat, pakaian adat, tari dan senjata tradisional, kemudian siswa berpasangan dengan tangan memegang kartu, kemudian ditepukkan ke tangan pasangannya, jika kartu yang terbuka gambar RPTS (Rumah adat, pakaian, tari dan senjata tradisional) maka pemilik kartu harus menyebutkan dengan nama RPTS yang telah dihafal sebelumnya. Jika jawabannya benar maka nilainya 10, langkah di atas diulang-ulang terus-menerus sampai selesai. Siswa yang dinayatakan menang adalah yang paling banyak mendapatkan nilai/point. Kegiatan kemudian ditutup dengan memberikan penghargaan kepada tim yang memperoleh nilai paling banyak. Dari pelaksanaan siklus pertama ini  diperoleh data bahwa aktifitas guru dan pemahan siswa terhadap materi keberagaman budaya Indonesia mencapai angka 60 % dengan interpretasi baik.
Selanjutnya dilakukan siklus kedua dengan tahapan-tahapan sebagaimana pada siklus pertama sehingga diperoleh hasil data bahwa aktiftas guru dan siswa mengalami peningkatan yang signifkan mencapai 92 % dengan interpretasi keberhasilan sangat baik.
Dari hasil penelitian tersebut dapat menjawab pertanyaan di atas bahwa  penggunaan media pembelajaran Jastin Biber Card terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang keberagaman budaya Indonesia
D.    Kesimpulan dan saran
Media  pembelajaran Jastin Biber Card terbukti efektif untuk membuat pembelajaran tentang keberagaman kebudayaan Indonesia menjadi lebih menarik dan dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang kebidayaan Indonesia dengan signifkan.
Hendaknya Media Pembelajaran Jastin biber Card ini dapat diujicobakan pada sekolah-sekolah lainnya untuk mengukur kelebihan dan kekurangannya.






















DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi. 1990. Strategi Belajar Mengajar Keterampilan Berbahasa dan Apresiasi Sastra. Malang: Yayasan Asih Asah Asuh.
Aminudin. 2003. Apresiasi Puisi Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. ReIViewer oleh Leo Idra Ardiana, dkk. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
------------. 1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung:Sinar Baru.
Ardiana, Leo Idra. 2003. Penelitian Tindakan Kelas: Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. ReIViewer oleh Bambang Yulianto, dkk. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ary, Donald, dkk. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan.1982. surabaya: Usaha Nasional.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Bahasa Indonesi, Sekolah Menengah Atas. Jakarta.
------------. 2005a. Kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Silabus, Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta.
------------. 2005b. Kurikulum 2004 Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta.
Djojosuroto, Kinayanti dan M. L. A. Sumaryanti. 2004. Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra. Bandung: Nuansa.
Djojosuroto, Kinayanti. 2005. Puisi Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung: Nuansa.
De Porter, Bobbi, dkk. 1991. Quantum Teaching. Terjemahan oleh Ary Nilandari. 2001. Bandung: Kaifa.
Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia Respon dan Analisis. Padang: Dian Dinamika.
Hernowo. 2003. Quantum Writing. Bandung: Kaifa.
-----------. 2004. Andaikan Buku Itu Sepotong Pizza. Bandung: Kaifa.
Isnaini, Rahma Yulia. 2003. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Model Kooperatif-STAD pada Pokok Bahasan Materi dan Perubahannya Kelas I di SMU Muhammadiyah 1 Taman Sidoarjo. UNESA:Tidak dipublikasikan.
Meier, DaIVe. 2002. The Accelerated Learning Handbook. Terjemahan oleh Rahmi Astuti.
Nadjid, Moh. 2002. Apresiasi Prosa Fiksi. Surabaya: UniIVersity Press.
Parmin, Jack, dkk. 2005. Buku Panduan Penulisan Skripsi Fakultas Bahasa dan Seni. Surabaya: UNESA.
Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada UniIVersity Press.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius.
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Sonneman, Milly R. 1997. Mahir Berbahasa IVisual. Terjemahan oleh Budi Juliman. 2002. Bandung: Kaifa.
Subana, M dan Sudrajat. 2005. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia.
Supratno, Haris. Profesionalisme dan Kesejahteraan Guru dan Dosen Pasca Pengesahan Undang-undang Guru dan Dosen. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Undang-undang Guru dan Dosen. UNESA. Surabaya 18 Februari 2014.
Suroto. 1989. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia untuk SMU. Jakarta: Erlangga.
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya: SIC.
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Tjahjono, L. Tengsoe. 2002. Menembus Kabut Puisi. Malang: Dioma.
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2014 tentang Guru dan Dosen. Jakarta.
UniIVersitas KYAI Malang. 2003. Pedoman Penelitian Karya Ilmiah. Malang: UM Press.
Wiyanto, Asul. 2005. Kesusastraan Sekolah. Jakarta: Grasindo.