PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Oleh AAN MINAN NUR ROHMAN F05411100
A. PENDAHULUAN
Dewasa
ini perkembangan ilmu pengatahuan dan teknologi begitu cepat, dampaknya semua
sendi kehidupan merasakan perkembangan
ini, termasuk dalam dunia pendidikan. Pendidikan merupakan investasi manusia
untuk mempersiapkan kehidupan yang lebih baik dikemudian hari, maka seduah
menjadi kewajiban untuk mengelola pendidikan secara professional agar didapati
hasil yang maksimal pula.
Salah
satu usaha untuk memaksimalkan hasil pendidikan pendidikan adalah dengan
memanfaatkan teknologi dalam dunia pendidikan, baik dalam sikap maupun langkah.
Sehingga kita tidak terjebak secara latah memakai teknologi canggih dan atau
sebaliknya apriori terhadap pemakaian teknologi. Oleh karena itu dalam langkah
dan sikap ini perlu kiranya tetap dijaga agar peran teknologi adalah tetap
sebagai alat dan bukan sebagai tujuan. Teknologi sebagai “tool” hendaknya
menjembatani dan membantu mengatasi persoalan-persoalan tersebut.
Pada
hakekatnya semua jenis teknologi dapat dimanfaatkan, asal dipilih sesuai dengan
penggunaanya yang tepat sesuai dengan tempat dan waktu. Dalam hal teknologi
komunikasi maka pemilihan perlu dilakukan dengan memperhatikan juga tempat,
waktu dan komunikasi. Teknologi komunikasi memegang peranan penting dalam
pendidikan. Pendidikan yang melibatkan manusia sebagai makhluk social, tidak
bisa lepas fungsi dari interaksi melalui komunikasi antar sesamanya. Oleh
karena itu pendidikan tidak bisa berjalan tanpa adanya komunikasi
Di
era globalisasi ini teknologi komunikasi berkembang dengan pesat, ini
memungkinkan kita bisa mengkases informasi dari seluruh penjuru dunia untuk
kepentingan peningkatan pendidikan. Makalah yang sederhana ini mencoba untuk
menelaah pengertian teknologi pendidikan ruang lingkupnya, unsure-unsur
pendukungnya serta kegunannya dalam mengembangkan pendidikan Islam.[1]
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah
“teknologi” berasal dari bahasa
Yunani : Technologis. Technie berarti seni, keahlian atau
sains; dan logos berarti ilmu.
Teknologi menurut Gaibraith dapat
diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau
terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis.[2] Teknologi pembelajaran merupakan sebuah konsep yang
kompleks sehingga mempunyai definisi yang kompleks pula. Ada beberapa definisi
yang diutarakan oleh beberapa tokoh dan pengkaji teknologi pembelajaran. Namun
dari kesekian banyak definisi tersebut mempunyai subtansi dan bermuara pada
maksud dan tujuan yang sama.
Seperti yang telah dijelaskan dalam pendahuluan bahwa
definisi teknologi pembelajaran seringkali tumpang tindih dengan definisi
teknologi pendidikan dan teknologi pengajaran. Ketiganya sering dipakai secara
bergantian.
Mendefinisikan teknologi pembelajaran tidak bisa
dilepaskan dari definisi teknologi secara umum yang berarti teknologi sebagai
proses, produk dan juga struktur atau sistem.[3]
Teknologi sebagai proses untuk menjadikan manusia terdidik dan untuk
meningkatkan nilai tambah, dan sebagai produk teknologi berarti alat yang
digunakan untuk memudahkan atau meningkatkan kinerja, sedangkan teknologi
sebagai struktur atau sistem teknologi berarti bagaimana proses dan produk itu
digunakan dan dikembangkan secara maksimal.
Berbagai pandangan diberikan para ahli dalam memahami
persoalan pengertian teknologi pendidikan atau teknologi pembelajaran. Di
antara pendapat-pendapat tersebut yaitu: Pertama, teknologi pembelajaran diartikan sebagai sekedar
hardware yang dapat menunjang kegiatan dalam sistem pembelajaran.[4] Hardware
sendiri adalah komponen-komponen teknologi yang dapat digunakan sebagai sarana
yang menunjang kemajuan sebuah sistem pengajaran. Perangkat teknologi tersebut,
dapat berupa televisi, radio, internet, komputer, dan bermacam teknologi
lainnya. Kedua, teknologi diartikan sebagai keseluruhan komponen yang
ada dalam sebuah sistem pembelajaran,[5]
baik peralatan-peralatan teknologi maupun teknik-teknik pengembangan yang
selalu progres menuju sebuah proses pembelajaran yang dinamis sesuai dengan
tujuan pendidikan yang hendak dicapai.
Sesuai dengan dua definisi diatas, teknologi pendidikan
dapat diartikan sebagai perpaduan software dan hardware dalam
sistem pendidikan, dengan melihat bahwa mengajar dan belajar adalah masalah
yang harus dapat diselesaikan dan dihadapi secara rasional dan alamiah. Sejalan
dengan pengertian kedua, teknologi pendidikan melihat bahwa komponen-komponen physically
di dalamnya hanyalah sebuah alat peraga yang dapat bermanfaat saat itu
dikaitkan dengan sistem pendidikan atau program pendidikan. Atau dengan kata
lain, komponen-komponen fisik (hardware) itu baru nampak perannya bila
diterapkan sesuai dengan program-program dalam sebuah sistem pendidikan (software).[6]
Sedangkan teknologi pembelajaran menurut AECT (Association
For Educational Communication Technology) sebagaimana dikutip oleh Muhaimin
teknologi pembelajaran adalah “suatu proses yang kompleks dan terpadu yang
melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi, untuk menganalisis
masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola
pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai
tujuan dan terkontrol.”[7]
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa teknologi
pembelajaran merupakan proses, bukan semata sebagai alat atau teknologi, yang
berarti memperkuat konsep yang berasal dari teori komunikasi. Proses tersebut
bersifat kompleks dan terpadu, dalam hal inilah
pendekatan sistem menjadi signifikan dalam teknologi pembelajaran.
Maksudnya, melihat pendidikan sebagai suatu proses kegiatan yang terdiri atas
unsur-unsur yang terpadu dan saling berinteraksi secara fungsional untuk
manusia yang terdidik, atau proses untuk memperoleh nilai tambah (added
value), disinilah pendidikan bisa dikatakan sebagai teknologi dalam arti
prosesnya“educational as technology”. Sebagai sebuah proses maka
teknologi pembelajaran lebih bersifat abstrak.
Sedangkan sebagai suatu produk teknologi pendidikan atau
teknologi pembelajaran mudah dipahami karena sifatnya lebih konkrit seperti
radio, televisi, proyektor, OHP dan sebagainya. Dalam
memecahkan masalah belajar, perhatiannya akan tertuju pada komponen sistem
pembelajaran, yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkunga.
Dalam hal ini teknologi pembelajaran bisa dipahami
sebagai sesuatu proses sistem yang kompleks, dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari
jalan untuk mengatasi permasalahan, melaksanakan, menilai, dan mengelola
pemecahan masalah tersebut yang mencakup semua aspek belajar manusia. Sejalan
dengan hal tersebut, maka lahirnya teknologi pembelajaran itu dilatarbelakangi
oleh adanya permasalahan dalam pendidikan untuk meningkatkan taraf hidup
manusia kearah yang lebih baik.
2. Dasar dan Tujuan Teknologi
Pendidikan
Dalam
perkembangannya teknologi atau teknologi pembelajaran berkembang menjadi
disiplin ilmu tersendiri. Hal tersebut dilandasi oleh dasar falsafi yang
meliputi: ontologi, epistemologi, dan aksiologi.[8]
Beberapa hal yang menjadi dasar ontologi teknologi
pembelajaran sebagaimana ditulis oleh Yusufhadi Miarso[9]
adalah sebagai berikut:
a.
Belum
meratanya kesempatan belajar bagi sebagian besar warga negara
b.
Adanya
atau tersedianya sumber yang kurang
dimaksimalkan untuk kegiatan pembelajaran.
c.
Perlu
adanya suatu usaha khusus yang terarah dan terencana untuk menggarap
sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap orang.
d.
Perlu
adanya pengelolaan atas kegiatan khusus dalam mengembangkan dan memanfaatkan
sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien dan selaras.
Yusufhadi Miarso[10]
juga menulis asas epistemologi teknologi pendidikan sebagai usaha untuk
menciptakan hasil belajar yang lebih baik melalui beberapa pendekatan berikut:
a.
Pendekatan
isomeristik, yaitu usaha menggabungkan berbagi kajian atau bidang keilmuan
(psikologi, komunikasi, ekonomi, manejmen, rekayasa teknik, dsb) kedalam
kebulatan tersendiri.
b.
Pendekatan
sistemik, yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha memecahkan
persoalan
c.
Pendekatan
sinergistik, adanya nilai tambah dari keseluruhan kegiatan tersebut dibandingan
dengan kegiatan yang dilakukan sendiri-sendiri.
d.
Sistemik,
yaitu pengkajian secara menyeluruh.
Disamping itu, kegunaan teknologi pembelajaran dalam memenuhi kebutuhan
pendidikan manusia seperti, terjangkaunya warga belajar ditempat yang jauh dan
terasing dan adanya kemudahan akses pendidikan dengan bantuan teknologi menjadi
dasar dan landasan aksiologis pentingnya teknologi pendidikan bagi
keberlangsungan pendidikan bagi umat manusia.
Sedangkan beberapa tujuan teknologi pembelajaran secara umum diantaranya
adalah: untuk memecahkan masalah belajar, untuk meningkatkan kinerja
pembelajaran.
Mengingat dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat
penting adalah metode mengajar dan teknologi pengajaran. Kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi
jenis teknologi pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain
yang harus diperhatikan dalam memilih teknologi, antara lain tujuan pengajaran,
jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun
demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama teknologi pengajaran
adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik sebagaimana dikutip oleh Azhar mengemukakan bahwa pemakaian teknologi
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.[11]
Secara umum, tujuan penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran adalah
memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan
lebih efektif dan efisien. Tetapi secara
lebh khusus ada beberapa manfaat teknologi yang lebih rinci Kemp dan Dayton
(1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat teknologi dalam pembelajaran
yaitu: Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, Proses pembelajaran
menjadi lebih jelas dan menarik, Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, Efisiensi
dalam waktu dan tenaga, Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, Teknologi
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja,
Teknologi dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar, Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.[12]
3. Unsur-Unsur Teknologi Pembelajaran
Penggunaan teknologi pembelajaran tidak bisa berjalan
dengan maksimal tanpa ada unsur dan komponen lain yang bisa mendukung menunjang
penggunaan teknologi dalam pembelajaran.
Berikut ini adalah beberapa unsur-unsur penggunaan
teknologi pembelajaran dalam pendidikan Islam adalah: Pertama: unsur sarana,
pembelajaran berbasis teknologi merupakan variasi dalam proses belajar mengajar
dan harus didukung oleh perangkat teknologi yang memadai. Kedua, unsur manusia,
adanya perangkat teknologi tidak akan bisa berfungsi secara maksimal apabila
tidak ditunjang oleh kompetensi manusia yang mampu mengoperasikannnya. Ketiga,
unsur sistem dan management, adanya perangkat dan unsur operational juga harus
ditunjang oleh sistem penataan dan penggunan yang sistematis dan tepat guna.
4. Prinsip Penggunaan Teknologi dalam
Pembelajaran
Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan
sebagai acuan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu: pendekatan sistem,
berorientasi pada siswa, dan pemanfaatan sumber belajar.
Prinsip pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan
pendidikan dan pembelajaran perlu didisain/perancangan dengan menggunakan
pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah
prosedural meliputi: identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi
tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan teknologi
evaluasi pembelajaran.
Dalam pandangan Muhaimin pembelajaran itu dikatakan
menggunakan teknologik apabila ia menggunakan sistem dalam menganalisis masalah
belajar, merencanakan, mengelola, melakasanakan dan menilainya.[13]
Prinsip berorientasi pada siswa berarti bahwa dalam
pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan
memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari siswa.
Sedangkan prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti
dalam pembelajaran siswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk
mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa
teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar
siswa. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidikan
adalah bagaimana siswa dapat belajar, dengan cara mengidentifikasi,
mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar.
Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan
adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai
dengan pengubahan istilah dari teknologi pendidikan menjadi teknologi
pembelajaran.
Di samping itu, prinsip teknologi pendidikan juga
berorientasi pada asas kemanfaatan, efektif dan efisien. Melalui
prinsip-prinsip ini akan lahir pola dan bentuk kerja yang efektif dan efisien,
sehingga pendekatan teknologi pendidikan menginginkan pencapaian tujuan secara
sempurna, penuh dan tuntas.
Pendekatan teknologik dalam dunia pendidikan yang tertuju
dan terarah pada asas kemanfaatan tentu bersentuhan dengan program kependidikan
yang mengarah pada pemilihan kompetensi untuk menjalankan tugas spesifik
tertentu, seperti guru, dokter dan lain-lain.
Selain prinsip-prinsip praktis diatas penggunaan
teknologi pembelajaran dalam pendidikan Islam juga mempunyai prinsip-prinsip
teoritis yakni penggunaan teknologi dalam pembelajaran tidak menimbulkan
kemudharatan dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Seperti,
menjungjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
5.
Urgensi
Tenologi Pembelajaran dalam meningkatkan kualitas Pendidikan
Guru memegang peran yang cukup penting dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM) di sekolah. Sebab apa yang dilakukan guru akan ikut
menentukan keberhasilan belajar siswa di dalam kelas. Tentu saja agar tujuan
yang ingin diraih guru tercapai maka para guru harus selalu berusaha melakukan
inovasi-inovasi dalam melaksanakan tugasnya. Berkaitan dengan itu, ada sejumlah
kompetensi yang harus selalu dikuasai dan ditingkatkan oleh para guru
berhubungan dengan tugasnya tersebut, salah satunya adalah kompetensi
menggunakan teknologi pembelajaran.
Para pakar teknologi pendidikan mengungkapkan bahwa
kepiawaian guru menggunakan metode mengajar yang tepat serta didukung oleh
kompetensi guru memanfaatkan teknologi pembelajaran yang tepat, ikut memberi
kontribusi terhadap peningkatan efektivitas mengajar para guru dan juga berguna
bagi siswa.
Menurut mereka ada sejumlah manfaat yang dipetik pada
saat menggunaan teknologi pembelajaran antar lain; Pertama membantu
kemudahan mengajar bagi guru. Kedua, melalui alat bantu pengajar
menjelaskan konsep/tema pelajaran yang abstrak dapat diwujudkan dalam bentuk
kongkrit melalui contoh, model. Ketiga, kegiatan belajar mengajar tidak
membosankan atau tidak monoton. Keempat, segala indra dapat diaktifkan
dan turut berdialog/berproses. Kelima, kelemahan satu indra misalnya
mata atau pendengaran dapat diimbangi oleh indra lainya. Keenam,lebih
menarik minat dan kesenangan siswa serta memberikan variasi cara belajar siswa
serta Ketujuh, membantu mendekatkan dunia teori dengan realita yang
sesunguhnya.
Jadi, dari beberapa uraian diatas penggunaan teknologi
pembelajaran dalam pendidikan Islam sangat penting. Dan merupakan hal yang
tidak boleh diabaikan oleh para penggiat pendidikan Islam.
C. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM
Pendidikan
Islam berbeda dengan pendidikan pada umumnya, tambahan kata “Islam” bukan hanya sekedar aksesoris
belaka tetapi mempunyai rentetan makna yang sangat luas. [14] Begitupula
dengan tujuan pendidikan Islam itu sendiri yaitu merealisasikan Muslim yang
beriman, bertaqwa, [15]
dan berilmu pengetahuan yang mampu mengabdikan dirinya kepada sang khalik
dengan sikap dan kepribadian yang bulat menyerahkan diri kepada-Nya dalam
segala aspek kehidupan dalam rangka mencari keridhaan-Nya.[16]
Agar
tujuan pendidikan Islam tersebut dapat tercapai, diperlukan strategi dan
inovasi dalam proses pembelajaran. Istilah “inovasi”
dapat dipahami sebagai sesuatu yang baru baik dalam bentuk ide maupun
praktek, di mana kebaruan itu dirasakan baru pula oleh individu atau kelompok
sebagai unit pengadopsi. [17]
Salah
satu bentuk dari inovasi pendidikan Islam adalah dengan pemanfaatan Teknologi
pendidikan dalam proses pembelajaran. Tuntutan masyarakat yang semakin besar
terhadap pendidikan, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya
dengan pola tradisional, karena cara ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat.
Hasil
teknologi telah sejak lama dimanfaatkan dalam pendidikan, banyak yang diharapan
dari alat-alat teknoogi pendidikan untuk membantu mengatasi berbagai masalah
pendidikan sehingga dapat membantu siswa belajar secara individual dengan
efektif dan efesien. Pemanfaatn teknologi komunikasi untuk kegiatan pendidikan,
teknologi pendidikan serta media pendidikan sangat diperlukan dalam rangka
kegiatan belajar mengajar. Karena dengan pendekatan ilmiah, sistematis dan
rasional sebagaimana dituntut oleh teknologi pendidikan ini pula tujuan
pendidikan yang efektif dan efesien dapat tercapai.
Upaya
yang dilakukan dalam rangka untuk
memenuhi tntutan masyarakat adalah dengan jalan memanfaatkan teknologi
pendidikan atau mengelola pendidikan, khususnya proses belajar melalui
endekatan teknologik.
1. Teknologi Pendidikan dan Proses Pembelajaran
Dalam
proses pembelajaran pada hakekatnya terdapat dua proses yang saling keterkaitan
dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yaitu proses belajar dan proses
mengajar.
Belajar
adalah suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang yang berlangsung
seumur hidup, sejak dia lahir hingga ke liang lahat. Salah satu indicator
seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku pada
dirinya baik yang bersifat pengetahuan (kognitif), ketrampilan (pskomotorik)
maupun menyangkut nilai dan sikap (afektif). [18]
Seseorang
telah belajar apabila terdapat perubhan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan
tersebut hendaknya terjadi sebagai akibat dari interaksinya dengan
lingkungannya,[19]
tidak karena proses perubahan fisik//kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau obat-obatan. Selain itu
perubahan juga bersifat permanen, rahan lama dan menetap, tidak berlangsung
sesaat saja. Dalam hal ini guru bukanlah satu-satunya sumber belajar, walaupun
tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar mengajar sangatlah penting.
Pada
zaman Socrates, ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada siswanya adalah hasil
penemuan atau daya piker Socrates sendiri. Perkembngan selanjutnya membuktikan
bahwa situasi semacam ini tidak mungkin untuk dipertahankan sebab suatu proses
belajar mengajar akan lebih efektif apabila ada alat yang mendukungnya.
Adapun
kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar secara umum adalah
sebagai berikut :
a.
Memperjelas penyajian pesan agar tidak
terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis/lisan.
b.
Mengatasi keterbatasn ruang dan waktu
dan daya indra, misalnya:
1)
Objek yang terlalu besar bisa digantikan
dengan realita, gambar atau model
2)
Objek yang kecil dibantu dengan
proyektor mikro, film bingkai atau gambar
terima kasih gan.ini membantu
BalasHapusminta referensinya bg.
BalasHapusmakasih atas infonyaaaaaaa.......infoguru33.blogspot.com
BalasHapuskurang daftar pustaka
BalasHapus