IMPERIUM UMAYYAH
DI SPANYOL
(Masuknya Islam ke Barat : Awal Berdiri dan
Perkembangannya)
(oleh A’an Minan Nur Rohman)
A.
PENDAHULUAN
Kehadiran orang-orang Islam di Spanyol merupakan
awal munculnya Islam di benua eropa
karena Spanyol merupakan gerbang bagi benua tersebut sebagaimana yang telah
diinformasikan dalam buku-buku sejarah, ekaspansi Islam ke wilayah barat
terjadi pada masa kekhilafahan Bani Umayyah dengan khalifahnya Al-Walid bin
Abdul Malik[1]
Pada saat itu Musa bin Nusair, Tharif ibnu Malik, dan
Thariq Bin Ziyad sebagai komandan lapangan, di mana ketiganya dianggap sebagai
tokoh pelaku utama atas masuknya Islam di bumi Spanyol. Mereka berhasil
menguasai wilayah Afrika dan kemudian menyebrang ke benua eropa. Setelah
masuknya Islam di Spanyol maka banyaklah kemajuan-kemajuan yang diperoleh dan
hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tokoh-tokoh dan para ilmuwan yang
menucul dari sana.
Namun setelah berabad-abad lamanya Islam menguasai Spanyol, mulai mengalami
kemunduran dan kehancuran bahkan kemudian Islam hilang dari bumi tersebut.
B.
KERANGKA TEORI
Makalah ini mencoba menelaah latar belakang masuknya Islam
ke Spanyol, Perkembangan Kekhilafahan di Spanyol,analisis perkembangan
peradaban Islam di Spanyol dan kemajuan-kemajuannya serta fase kemunduran Islam
di Spanyol
C.
PEMBAHASAN
1. Sejarah Masuknya Islam di
Spanyol
Sebelum
kedatangan Umat Islam , kawasan yang masuk dalam daerah Iberia[2] tersebut di bawah kekuasaan Kerajaan
Hispania yang dikuasai oleh orang KristenVisigoth dengan rajanya yang bernama
Roderick[3]. Awal kedatangan Islam di Spanyol berawal
saat datangnya Julian seorang Gubernur Wilayah Ceuta memohon kepada Musa ibnu
Nusair yang menjabat Guberbur dari kekhalifahan Umayyah di Wilayah Afrika barat
laut untuk memerdekakan negerinya yang dilanda kekacauan hebat.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Khalifah Walid
bin Malik (705 M-715 M) kemudian diutuslah tiga panglima perang yaitu Tharif
ibnu Malik, Thariq bin Ziyad dan Musa Ibnu Nusair sendiri untuk menaklukan Spanyol.
a.
Tharif bin Malik
Tharif bin Malik dapat dikatakan sebagai perintis dan
penyelidik, pada kamis, 4 Ramadan 91 H atau 2 April 710 M ia menyebrangi selat
yang berada di antara Maroko dan Benua Eropa itu dengan satu pasukan perang, seratus
diantaranya adalah tentara berkuda, meraka menaiki empat buah kapal yang
disediakan oleh Julian. Dalam penaklukan tersebut Tharif tidak mendapatkan
perlawanan yang berarti, iapun mendapatkan kemenangan dan kembali ke Afrika
Barat[4]
b.
Thariq bin Ziyad
Thariq bin Ziyad lebih dikenal sebagai Penakluk Spanyol.
Setelah Tharif berhasil memperoleh kemenangan
pertama maka pada senin 3 Mei 711 M diutuslah Thariq bin Ziyad[5]
dengan membawa 7000 pasukan yang menyebrangi selat antara Afrika dan benua
Eropa lalu singgah dan mengusasai gunung yang dikenal dengan Giblaltar (Jabal
Thariq), di daerah ini kemudian ia membangun pertahanan militer yang kuat untuk
persiapan mengahadapi pasukan Roderick.
Mendengar pasukan Thariq telah mendarat, Raja Roderick
mempersiapkan 100.000 tentara dengan persenjataan lengkap. Ia memimpin langsung
pasukannya itu, sedangkan Musa bin Nusair kemudian mengirim bantuan tentara
sebanyak 5000 tentara untuk membantu Thariq bin Ziyad sehingga total pasukan
Thariq menjadi 12.000 orang.
Sebelum pasukan umat Islam bertemu dengan Pasukan
Roderick Thariq bin Ziyad memberikan Brefing untuk membakar
semangat para tentara Islam dan akhirnya pada tanggal 19 Juli 711 M, kedua
pasukan bertemu dan bertempur di muara sungai Barbate, dengan izin Allah SWT
pasukan Thariq yang kalah banyak dibandingkan pasukan Roderick tetapi dapat
memperoleh kemenangan dan Roderickpun akhirnya tewas[6].
c.
Musa Ibnu Nusair
Setahun setelah keberhasilan mengalahkan Roderick Musa
bin Nusair bertolak ke Spanyol membawa 10.000 pasukan menyusul Thariq, dalam
perjalanan tersebut ia berhasil menaklukan Merida, Sionia dan Sevilla. Sementara pasukan
Thariq membagi pasukannya untuk menaklukkan Cordova, Granada Malaga, sedangkan
pasukannya sendiri mekanklukan Toledo.
Dalam kurun waktu 2 tahun semua wilayah tersebut dapat dikuasai oleh kaum
muslimin dan keduanya bertemu di Toledo
pada tahun 713.[7]
Kemenangan yang dicapai oleh umat Islam ini tampak
begitu mudah didapat, hal ini tidak bisa dipisahkan dari adanya factor
eksternal dan factor internal. Yang dimaksud dengan Faktor Eksternal adalah
kondisi yang terdapat di Spanyol sendiri yang pada saat itu kondisi social,
politik dan ekonomi dalam keadaan yang
menyedihkan, sedangkan factor internalnya suatu kondisi yang terdapat pada kaum
muslimin di mana parah tokohnya sangat kuat, tentaranya kompak, bersatu dan
penuh percaya diri. Disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah ajaran Islam
yang ditunjukkan oleh para tentaranya yaitu toleransi, persaudaraan, dan tolong
menolong.
d.
Abdur Rahaman Ad-Dakhil
Pusat kekuasaan Bani Umayyah di Damaskus di bawah
otoritas Bani Abbasiyah berakhir pada tahun 750 M. Pembantaian besar-besaran
terhadap keluarga dan keturunan Umayyah terjadi, hanya satu orang yang berhasil
lolos yaitu Abdurrahman yang mendapatkan gelar “Ad-Dakhil”.
Setelah berhasil melarikan diri ia pergi ke Mesir dengan
menyamar sebagai seorang pedagang ia lalu melewati berbagai bukit batu dan
gunung yang tandus, akhirnya pada tahun 756 ia berhasil memasuki wilayah Spanyol.
2.
Perkembangan Islam di Spanyol
Perkembangan Islam di Spanyol yang berlangsung lebih
dari tujuh setengah Abad (711 M-1492 M) Islam memainkan peranan yang sangat
besar. Sejarah panjang yang dilalui Umat Islam di Spanyol ini dapat dibagi
menjadi enam periode, di mana tiap periode mempunyai corak pemerintahan dan
dinamika masyarakat tersendiri.[8]
Perkembangan
tersebut dapat kami ketengahkan sebagaimana berikut :
a.
Periode Pertama (711-755 M)
Pada peride ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan
para Wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang berpusat di Damaskus.
Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara
sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi baik yang datang dari dalam maupun
dari luar. Gangguan dari dalam antara
lain berupa perselihian di antara elit penguasa, terutama perbedaan etnis dan golongan.
Disamping itu juga terdapat perbedaan pandangan antara khalifah di Damaskus dan
Gubernur di Afrika yang berpusat di Kairawan, masing-masing mengaku bahwa
merekalah yang berhak menguasai daerah Spanyol[9].
b.
Periode Kedua (755-912 M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan
seorang yang bergelar Amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada
pusat pemerintahan Islam yang ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di
Baghdad. Amir pertama adalah Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755
M dan diberi gelar “ad-Dakhil”[10] ,
penguasa-penguasa Spanyol pada periode ini adalah Abd al-Rahman ad-Dakhil,
Hisyam I, Hakam I, Abd Rahman al-Ausath, Muhammad ibn Abd al-Rahman, Munzir ibn
Muhammad dan Abdullah bin Muhammad
Pada periode ini Umat Islam mulai memperoleh
kemajuan-kemajuan baik dalam bidang politik maupun alam bidang peradaban. Abdur
Rahman ad-Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah-sekolah di kota-kota
besar. Hisyam dikenal berjasa dalam penegakan hukum Islam, dan Hakam dikenal
sebagai pembaharu dalam kemiliteran, dialah yang memprakasai tentara bayaran di
Spanyol.[11]
c.
Periode ketiga (912-1013 M)
Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abd
al-Rahman III yang bergelar “An-Nasir’ sampai munculnya “raja-raja kelompok”
yang dikenal dengan sebutan muluk al-Thawaif. Pada periode ini Spanyol
diperintah oleh penguasa dengan khalifah, penggunaan gelar khalifah tersebut
bermula dari berita bahwa Al-muktadir khalifah Abbasiyah meninggal dunia karena
dibunuh. Ia berpendapat bahwa saat ini(929 M) adalah waktu yang tepat untuk
memakai gelar Khalifah yang telah hilang dari kekuasaan Bani Umayyah selama 150
Tahun lebih. Adapun para khalifah besar yang memerintah pada periode ini adalah
Abdur Rahman An-Nasir(912-961 M), Hakam II (961-976 M), dan Hisyam II (976-1009
M).
Pada periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak
kemajuan dan kejayaan menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Abdur
Rahman mendirikan Universitas Cordova dengan perpustakaan yang memiliki koleksi
ratusan ribu buku. Hakam II masyakarat
menikmati kesejahteraan dan kemakmuran serta pembangunan kota berlangsung.
Awal dari
kehancuran khilafah bani Umayyah di Spanyol adalah ketika Hisyam naik takhta
dalam usia 11 tahun. Oleh karena itu kekuasaan aktual berada di tangan Ibn abi
’Amir (seorang ambisius) sebagai pemegang kekuasaan mutlak.
d.
Periode keempat (1013-1086 M)
Periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga
puluh Negara kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau al-Muluk
Thawaif yang berpusat di suatu kota seperti Seville, Cordova, dan Toledo. Periode ini umat Islam Spanyol kembali memasuki masa pertikaian intern.
Melihat kekacuan dan kelemahan yang menimpa keadaan politik Islam itu, maka
orang-orang kristen mulai mengambil inisiatif penyerangan[12]
e.
Periode Kelima (1086-1248)
Pada periode ini Spanyol Islam meskipun terpecah dalam
beberapa Negara terdapat satu kekuatan yang dominan yaitu kekuasaan daulah
Murabitun (860-1143 M) dan daulah Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada
mulanya adalah sebuah gerakan politik yang didirikan oleh Yusuf bin Tasyfin di
Afrika Utara[13]. Pada
tahun 1062 ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakisy, ia masuk ke Spanyol
atas undangan penguasa-penguasa Islam di sana
yang tengah memikul beban berat perjuangan mempertahankan negeri-ngerinya dari
serangan orang-orang Kristen
Sedangkan Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibnu
Tumart, dinasti ini datang ke Spanyol di bawah pimpinan Abdul Mun’im. Untuk
jangka bebarapa dekade dinasti ini mengalami banyak kemajuan bahkan kekuatan-kekuatan
Kristen dapat dipukul mundur, akan tetapi tak lama setelah itu dinasti ini juga
mengalami keambrukan sehingga tentara Kristen memperoleh kemenangan besar di
Las Navas de Tolesa dan pengusa-pengusa Muwahidun memilih untuk meninggalkan Spanyol.
.
f.
Periode keenam (1248-1492)
Pada
periode ini disebut juga dengan kerajaan Granada di Bawah dinasti Bani Ahmar
yang merupakan pertahanan terakhir muslim Spanyol.[14] Kekuasaan Islam terakhir di Spanyol ini
berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan
antara Abu Abdullah Muhammad dengan ayahnya sendiri. Dia kemudian
memberontak yang mengakibatkan ayahnya meninggal dunia dan digantikan oleh
Muhammad bin Sa’ad, Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdenand dan
Isabella untuk menjatuhkannya. Dua penguasa Kristen ini dapat menjatuhkan
penguasa yang sah dan Abu Abdullahpun naik tahta. Namun pada akhirnya penguasa
kristen tersbut juga menjatuhkan Abu Abdullah dari kepemimpinan dan menyerahkan
kekuasaan pada Ferdenand dan Isabella dengan cara yang sungguh ironis.
Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam
setelah itu dihadapkan pada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol.[15]
3.
Kemajuan Peradaban Islam di Spanyol
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol,
Umat Islam telah mencapai kejayaanya di sana.
Banyak prestasi yang meraka peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa, dan
kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih kompleks.
a.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Seni
1)
Filsafat
Islam Spanyol
telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat briilian dalam bentangan sejarah.
Ia berperan sebagai jembatan penyebrangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab
ke Eropa pada abad 12. Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M) karya-karya ilmiah
filosofis dimpor dari Tumur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan
perpustakaan dan Universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat ilmu
pengatahuan di dunia Islam.[16]
Adapun tokoh filsafat yang terkenal pada masa ini adalah :
a) Ibnu Hazm dengan Karyanya “al-Milal
wa al-Nihal”
b) Abu Bakar Muhammad bin
al-Syigh yang dikenal dengan Ibnu Bajjah (wafat karena keracunan 1138)
c) Abu Bakar Ibnu Thufael(1185)
dengan bukunya ”Hay bin Yaqdzan”.
d) Ibnu Rusd[17]
(wafat 1198 M) yang dikenal dengan sebutan Averous dengan karyanya ”Bidayah
Al-mujtahid”, ”Tahafut al-tahafut”.[18]
2)
Geografi dan Sains
Ilmuwan di bidang geografi lahirlah nama Ibnu Jubair
(1145-1228) yang menulis tentang negri-negri Mediterania dan Sicilia, Ibnnu
Batutah (1304-1377) Khalaf Al-Zahrawi seorang ahli bedah di bidang kedokteran
dan ilmu fa’al, Ibnu Khatimah ahlli
penyakit malaria. Itulah sebagian tokoh
yang terjenal dan ilmu Geografi dan sains
3)
Fiqih
Dalam bidang Fiqih Spanyol terkenal sebagai penganut
Madzhab Maliki. Yang memperkenalkan di sana
adalah Ziyad ibnu Abd Al-Rahman. Ahli fiqih yang terkemuka diantaranya adalah
Abu Bakr ibnu al-Quthiyah, Munzir ibn Sa’id al-Baluthi, dan ibnu Hazm
4)
Musik dan Kesenian
Dalam bidang musik dan seni suara Spanyol mencapai
kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan ibn Nafi’ yang dijuluki Zaryab ,
ia dikenal juga penggubah lagu.
5)
Bahasa dan Sastra
Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam
pemerintahan Islam di Spanyol. Bahkan penduduk asli Spanyol menomorduakan
bahasa asli mereka. Mereka juga banyak ahli dan Mahir dalam bhaasa Arab. Mereka
itu antara lain : ibn Sayyidah, Ibn Malik pengarang Alfiyah, Ibnu Khuruf, aib
Al-Hajj, Au Al-Isybili, Abu Hasan ibn Usfur.
Seiring dengan kemajuan bahasa itu, karyakarya sastra
banyak bermunculan, seperti Al-‘Iqd al-farid karya Ibn Abd Rabbih, Kitab
al-Qolaid karya al-Fath ibnu Khaqn.
b.
Arsitektur
Dalam bidang kesenian abdul Rahman ad-Dakhil merintis
membangun kota
Cordova lengkap dengan istana, taman, dan masjid. System pengairan diatur
sehingga kota
mampu mensuplai air bersih untuk keperluan minum. Kota diperlengkapi jalan-jalan dengan lampu
penerangannya semetentara pada waktu yang sama Erpa masih tenggelam dalam
kegelapan dan jalan yang becek. Masjid Cordova yang dibangun tahun 786 oleh
Abdur Rahman Ad-dakhil mempunyai pola dasar Masjid Bani Umayyah di Damaskus
yang kemudian diperbesar oleh abdur rahman II dan al-hakam II sehingga menjadi
megah dan indah.[19]
Di Granada dibangun istana al-Hambra yang indah
dan megah yang menjadi pusat ketinggian arsitektur Spanyol Islam, kemudian pada
masa Abd rahman III dibangun pula istana yang disebut Al-Zahra yang
menurut para pakar arkeologi istana ini merupakan perpaduan seni gaya bangunan
Byzantium dan Islam, dilengkapi dengan Kolam air mauncur dan patung manusia
yang indah. [20]
c.
Kemajuan dalam pemerintahan
Kemajuan penataan pemerintahan pada Bani Umayyah
terlihat dalam berabgai aspek, diantaranya
Pertama, Bidang Militer. Untuk menjaga keamanan serta
pertahanan kedaulatannya, Amir membangun kekuatan militer di Spanyol yang
terdiri adri Tentara tetap, tentara regular, Tentara Irreguler dan tentara
sukarela
Kedua, Administrasi Sipil. Untuk melaksanakan
pemerintahan dibentuklah lembaga yang mempunyai tugas-tugas tertentu sesuai
dengan keahliannya, berapa lembaga yang ada pada saat itu antara lain :
al-hajib (pejabat yang paling berpengaruh di istana), al-Wazir (menteri),
Al-Katib (Sekretaris Negara), Khazin al-mal (petugas Pajak), Al-Qodhi (Hakim),
Shohibul Madhzalim (KPK)
Ketiga , Ekonomi. Pada masa Abdurrahman II tanah-tanah
gersang diubah menjadi lahan produktif dengan menggunakan alat-alat baru juga
dengan pupuk yang mempersupbur tanah, di bidang perdagangan telah diterapkan
bea dan cukai yang bisa memberikan devisa yang tinggi bagi kerajaan.[21]
d.
Faktor-Faktor Pendukung Kemajuan
1)
Kemajuan Spanyol Islam sangat ditentukan
oleh adanya pengusa-penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu mempersatukan
kekuatan-kekuatan Umat Islam
2)
Toleransi beragama antara penganut Islam,
Kristen dan Yahudi, sehingga mereka berpartisipasi mewujudkan Arab Islam di Spanyol
3)
Banyaknya sarjana yang mengadakan
perjalanan dari ujung barat ke walaiayah Islam di ujung timur sambil membawa
buku-buku dan gagasan-gagasan, hal ini menunjukkan meskipun umat Islam terpecah
belah dalam kesatuan politik, tetapi terdapat kesatuan Budaya
4)
Perpecahan politik pada muluk al-Thawaif
mendorong kerajaan-kerajaan kecil mendirikan pusat-pusat peradaban baru
menyaingi Cordova.[22]
4. Masa Kemunduran Islam di Spanyol
Penyebab
kemunduran Islam di Spanyol antara lain :
a. Konflik Islam dengan Kristen
Para penguasa
muslim tidak melakukan Islamisasi secara sempurna, mereka sudah puas dengan
hanya menagih upeti dari
kerajaan-kerajaan Kristen takulkannya dengan membiarkan mereka mempertahankan
hukum dan adat mereka , asal tidak ada perlawanan senjata, dengan demikian
kahdiran arab Islam telah memperkuat rasa kebangsaan orang-orang Spanyol
kristen, hal ini yang menyebabkan kehidupan negara Islam di Spanyol tidak
pernah berhenti dari konflik antara Islam dan Kristen
b. Tidak adanya ideologi pemersatu
Adanya
perlakuan yang tidak sama antara penduduk arab Spanyol dengan pribumi
(muwalladun) yang membuat mereka berusaha menggerogoti sosio-ekonomi negeri
tersebut. Hal ini menunjukkan tidak adanya ideologi pemersatu yang dapat
memberikan makna persatuan da kesatuan.[23]
c. Kesulitan Ekonomi
Di paruh
kedua masa Islam di Spanyol para penguasa membangun kota dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dengan sangat serius,sehingga lalai membina perekonomian negara
yang mengakibatkan krisis ekonomi
d. Tidak jelasnya peralihan
kekuasaan
Hal ini yang
menyebabkan perebutan kekuasan di antara ahli waris sehingga memunculkan Muluk
Thawaif bahkan Granada sebagai pertahanan Islam terakhir runtuh akibat konflik kekuasaan
antar ahli waris
e. Keterpencilan
Spanyol Islam
bagaikan terpencil dari dunia Islam yang lain. Ia selalu berjuang sendirian,
tanpa mendapat bantuan kecuali dari Afrka Utara. Dengan demikian tidak ada
kekuatan alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen di sana.
5. Pengaruh Peredaban Spanyol
Islam di Eropa
Kemajuan
Eropa yang terus berkembang hingga saat ini banyak berhutang budi kepada
khazanah ilmu pengathuan Islam yang berkembang di periode klasik.
Tokoh yang paling banyak memberikan warna
dalam pemikiran pemuda-pemuda Kristen Eropa adalah Ibnu Rusd, Pengaruh ilmu
pengatahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung sejak abad 12 M itu
menimbulkan gerakan bangkit kembali (Renaisance) pusakan Yunani di Eropa pada
abad 14 M.[24]
D. ANALISIS
Banyak
orientalis beranggapan bahwa Islam disebarluaskan dengan cara
kekerasan/peperangan serta penindasan, sebagaimana yang dilakukan Tharif ibnu
Malik, Thariq Bin Ziyad dan Musa Ibnu Nusair, akan tetapi jika lebih lanjut
kita menganalisis perihal perluasan wilayah Islam dengan cara penaklukan, maka
akan didapati bahwa tentara Islam
setelah melakukan penaklukan tidak mengadakan penjajahan terhadap
penduduk pribumi meskipun mereka tidak mememeluk agama Islam, toleransi
beragama ditegakkan dan menjunjung tingga Hak Asasi Manusia (HAM), penduduk non
muslim diberikan kebebebasan untuk melakukan peribadatan sesuai dengan
keyakinannya, bahkan dalam stukur pemerintahan diberikan lembaga yang khusus
menangnai keagamaan Kristen.
Sudah
menjadi Sunatullah setiap kekuasaan yang diawali dengan penaklukan kemudian
memperoleh kemenangan dan akhirnya berjaya, pasti akan mengalami keruntuhan, begitu
pula dengan Islam yang pernah berkuasa selama kurang lebih tujuh setengah abad
harus musnah dari bumi Spanyol yang disebabkan oleh kebangkitan orang kristen
dan perselisihan perebutan kekuasaan.
Imperium
Umayyah di Spanyol menggunakan istilah amir dan Khalifah untuk menyebut
penguasanya. Istilah Khlaifah pada awalnya merupakan gelar untuk pemimpin umat
Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw yang mempunyai arti ”Pengganti” atau
”Perwakilan”. Dalam perkembangannya Umayyah menggunakan istilah Khalifah untuk
menyebut kekuasaanya Khalifah yang diangkat berdasarkan taqdir Allah.
Jika kita
bandingkan antara sistem kerajaan, khilafah dengan Republik maka dapat kita
uraikan bahwa, Dalam kedudukan monarki, kedudukan raja diperoleh dengan warisan.
Artinya, seseorang dapat menduduki jabatan raja hanya karena ia anak raja.
Jabatan khalifah didapatkan dengan baiat dari umat secara ikhlas dan diliputi
kebebasan memilih, tanpa paksaan. Jika dalam sistem monarki raja memiliki hak
istimewa yang di khususkan bagi raja, bahkan sering raja di atas UU, maka
seorang khalifah tak memiliki hak istimewa ; mereka sama dengan rakyatnya.
Khalifah ialah wakil umat dalam pemerintahan dan kekuasaan yang dibaiat buat menerapkan
syariat Allah SWT atas meraka. Artinya khalifah tetap tunduk dan terikat pada
hukum Islam dalam semua tindakan, kebijakan, dan pelayanan terhadap kepentingan
rakyat.
Dalam
sistem republik, presiden bertanggung jawab kepada rakyat atau yang mewakili
suaranya (misal : parlemen). Rakyat beserta wakilnya berhak memberhentikan
presiden. Sebaliknya seorang khalifah, walau bertanggung jawab pada umat dan
wakilnya, mereka tak berhak memberhentikannya. Khalifah hanya diberhentikan
jika menyimpang dari hukum Islam, dan yang menentukan pemberhentiannya ialah mahkamah
mazhalim. Jabatan presiden selalu dibatasi dengan periode tertentu.
Batasannya, apakah ia masih melaksanakan hukum Islam atau tidak. Selama masih
melaksanakannya, serta mampu menjalankan urusan dan tanggung jawab negara, maka
ia tetap sah menjadi khalifah.
Dalam perkembangannya Umayyah ternyata
menerapkan kekhilafahan yang seharusnya berdasarkan bait dari ummat diganti
dengan Monarchi yang mewariskan kekuasaan secara turun temurun hal ini yang
kemudian membuat umat setelah periode ini apatis terhadap Khalifah dan
cenderung untuk mendukung pemerintah yang bercorak demokrasi.
Dalam
perkembangan kebudayaan dunia khususnya Eropa maka Islam spanyol tidak bisa
dilupakan sumbangsihnya melalui pemikir-pemikir Islamnya meskipun mayoritas
orang eropa menolak anggapan ini, tetapi kita tidak boleh hanya tepaku pada
kejayaan masa lalu tanpa berbuat apa-apa pada masa sekarang an yang akan
datang.
E. KESIMPULAN
Islam dapat
memasuki wilayah Spanyol atas jasa Tharif, Thariq, dan Musa Ibnu Nusair serta
Abdurrahman ad-dkhail. Perkembangan Islam di Spanyol dapat dibagi menjadi 6
periode mulai tahun 711 M -1492 M dengan kemajuan-kemajuan dibidang ilmu
pengetahun, pemerintahan serta arsitektur, Islam mengalami kemunduran akibat
konflik internal kerajaan meskipun Islam juga memberikan sumbangsih terhadap
kemajuan dunia barat hingga saat ini
Daftar Pustaka
Armstrong, Karen, Islam A
Short History, (Yogyakarta: Ikon Teraklitera, 2003)
Adeng
Muchtar Ghazali, Perjalanan Politik Umat Islam, (Bandung:CV Pustaka
Setia, 2004), 54
al-Usairy,
Ahmad, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta :
Akbar Media Eka Merdeka, 2003)
Madjid, Nur Cholis, Kaki
Langit Peradaban Islam” (Jakarta: Paramadina, 1997)
Makalah, Sebab-Sebab
Kehancuran Islam di Spanyol, (USU, Fak. Sastra, 2004)
Musyrifah Sunanto, Sejarah
Islam Klasik Perkembangan ilmu Pengetahuan Islam, (Jakrarta : Prenada
Media, 2004)
Tim
Penyusun Teks Book dirasat Islamiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Dirasat Islamiyyah
Sejarah dan Pembaharuan Islam, (Surabaya : CV Anika Bahagia Offset, 1995)
Yatim, Badri, Sejarah
Peradaban Islam, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2000)
http://www.haroqi-multiply.com/journal/item/139
http://www.archive.kaskus.us/thread/3450909/20
http://www. Kisah-Islam.co.cc/index.php?option
http://wwwdnopiyanti.blogspot.com/2010/05/
http://www.Wikipwdia.Com
http://www.republika.co.id/berita/dunia-Islam/khazanah/11/05/19/II26b
http://www.majalah-alkisah.com/index.php
[1] Tim Penyusun Teks Book dirasat
Islamiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya, Dirasat Islamiyyah Sejarah dan
Pembaharuan Islam, (Surabaya : CV Anika Bahagia Offset, 1995),99.
[2] Spanyol dulu dikenal dengan
al-andalusia atau semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) yang sekarang
termasuk selatan Perancis. . John L Esposito, Oxford Dictionary of Islam, (Oxford unifersity: 2003)
dalam Http//www.Wikipidea.Com
[3] Roderic
adalah raja yang kejam dari Visigoth, ia memaksa rakyat untuk mengikuti alairan
agama yang dianut penguasa, kebijakan kenomi yang diambil juga membuat keadaan
ekonomi rakyat terpuruk yang mengakibatkan konflik anatara roderic dengan
kerebat Witiza-oppas dan Achila. Sejarah Peradaban Islam di Andalusia dalam http//www.scribd.com/doc/33459796 (16
Oktober 2011)
[4] Pemerintahan bani Umayyah di
Spanyol dalam
http://www.refrensiagama.blogsopt.com/2011/01
[5] Nama lengkapanya adalah Thariq bin Ziyad
bin Abdillah bin Walgho bin Walfajun bin Niber Ghasin bin Walhas bin Yathutfat
bin Nafzau adalah putra suku Ash-Shadaf, Suku Barbar, penduduk asli daerah
Al-Atlas, Afrika Utara. Ia lahir sekitar tahun 50 Hijriah yang ahli menunggang
kuda, mahir menggunakan senjata serta menguasai bela diri. Sariono , Sejarah Para Khalifah, dalam
http://www.republika.co.id/berita/dunia-Islam/khazanah/11/05/19/II26b
[6] Thariq Bin Ziyad sang Penakluk dalam
http://www.rijal.wordpress.com/2008/09/28/
[7] Islam di Andalusia menang atau
syahid dalam http://www.majalah-alkisah.com/index.php
[8]
http://www.Wikipwdia.Com
[9] Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada, 2000), 94.
[10] Ahmad
al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta : Akbar Media Eka
Merdeka, 2003), 239.
[11] Adeng
Muchtar Ghazali, Perjalanan Politik Umat Islam, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2004), 54.
[12] Perkembangan Islam di Spanyol dalam http://wwwdnopiyanti.blogspot.com/2010/05/
[13] Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam
Klasik Perkembangan ilmu Pengetahuan Islam, (Jakrarta : Prenada Media,
2004), 123.
[14] K. Ali , Sejarah Islam (Tarikh
PraModern), (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996), 34. dalam http://www.
Kisah-Islam.co.cc/index.php?option
[15] Perkembangan Islam di Spanyol dalam http://wwwsyalvine.wordpress.com/2010/02/06
[16] Badri
Yatim, Hal. 82-83
[17] Ibnu
Rusd dilahirkan pada tahun 1126 M di Qurtubah cordova dari sebuah bangsawan
terkemuka, ayahnya adalah seorang ahli hukum yang cukup berpengaruh di Cordova.
Ia adalah filosof yang berhasil mengintegrasikan Islam dengan tradisi pemikiran
Yunani, selain ia seorang ahli filsafat dia juga dikenal ahli di bidang
kedokteran dengan karya terbesarnya al-Kuliyat fil Tibb telah menjadi rujukan
utama dalam bidang kedokteran. Dalam
http;//www.archive.kaskus.us/thread/3450909/20
[18] Buku
ini merupakan reaksi dari Ibnu Rusd terhadap karya Al-Ghazali yang menyesatkan
pemikiran Filsafat. Nur Cholis Madjid, Kaki Langit Peradaban Islam” (Jakarta:
Paramadina, 1997), 5.
[19] Masjid
ini luasnya 170 M dengan biaya 800.000 dinar, menara yang tingginya 40 Dziro’,
kubahnya sebelah dalam terbuat dari kayu yang diukir indah, tinganya berjumlah
1.093 yang dihiasi denngan batu marmer sperti catur yang didalamnya terdapat
ruangan yang lias dan panjang. Dalam
http”//www.haroqi-multiply.com/journal/item/139
[20]
Musyrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik, 127.
[21]
Makalah, Sebab-Sebab Kehancuran Islam di Spanyol, (USU, Fak. Sastra,
2004),3-5.
[22] Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, 427-428
[23] Karen
Armstrong, Islam A Short History, (Yogyakarta:
Ikon Teraklitera, 2003), 63.
[24] Ibid,
108-110.
makasih gan atas informasinya....
BalasHapuskunjungi juga http://pacujalur2015.blogspot.co.id/2015/10/cara-meningkatkan-traffic-pengunjung.html